Pewarisan Sifat
Gen dan Kromosom
Gen ialah suatu substansi kimia dalam kromosom yang
bertanggung jawab terhadap pewarisan sifat organisme.
Istilah gen pertama kali dikemukakan oleh W.
Johansen. Fungsi gen antara lain sebagai berikut.
1. Mengatur perkembangan dan metabolisme individu.
2. Menyampaikan informasi genetik dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
3. Sebagai zarah tersendiri dalam kromosom.
Gen terdapat di dalam kromosom, dan menempati
tempat-tempat tertentu yaitu di dalam lokus-lokus kromosom.
Pada sel eukariotik, kromosom berada di dalam inti
sel.Pada saat sel tidak sedang
membelah, kromosom berbentuk benang-benang halus
yang
disebut benang-benang kromatin.
Gen terdiri dari untaian-untaian DNA. Setiap gen
menempati tempat tertentu di dalam kromosom. Tempat suatu gen di dalam krosomom
disebut sebagai lokus gen.
Pada makhluk tingkat tinggi, sel tubuh (sel
somatik) mengandung satu pasang kromosom yang diterima dari kedua induk/orang
tuanya. Kromosom-kromosom yang berasal dari induk betina bentuknya serupa
dengan yang berasal dari induk jantan. Maka sepasang kromosom itu disebut
kromosom homolog. Karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid
(2n). Tetapi pada sel kelamin (gamet) hanya mengandung setengah dari jumlah
kromosom yang terdapat di dalam sel somatik. Karena itu jumlah kromosomnya
dinamakan haploid (n). Satu pasang kromosom haploid dari satu spesies dinamakan
genom. Jumlah kromosom yang dimiliki
berbagai makhluk tidak sama.
Kromosom pada manusia dan makhluk hidup yang berkembang
biak secara seksual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Autosom yaitu kromosom yang mengatur sifat-sifat
tubuh selain jenis kelamin. Kromosom tubuh (autosom) manusia ada 22 pasang atau
berjumlah 44 buah.
2. Gonosom atau kromosom seks, yaitu kromosom yang
khusus menentukan jenis kelamin.
Kromosom seks manusia berjumlah satu pasang atau 2
buah. Seorang laki-laki mempunyai kromosom XY, sedangkan seorang wanita
mempunyai kromosom XX.
Dengan demikian jumlah kromosom pada manusia adalah
23 pasang atau 46 buah. Kromosom laki-laki ditulis 44AA + XY, sedangkan
kromosom wanita ditulis 44AA + XX.
Persilangan
Persilangan adalah proses menggabungkan dua sifat
yang berbeda dan diharapkan mendapatkan sifat yang baik bagi keturunannya.
Orang yang pertama kali menyelidiki perkawinan
silang dan menganalisa hasilnya dengan teliti ialah Gregor Mendel. Ia
mengumpulkan beberapa jenis kacang ercis
(Pisum sativum) untuk dipelajari perbedaannya satu
sama lain dan melakukan percobaan perkawinan silang pada tanaman ercis
tersebut.
P :
induk/parental (orang tua)
F :
keturunan/filial (fillus)
F1 :
keturunan pertama
F2 :
keturunan kedua
Gen biasanya diberi simbol dengan huruf pertama
dari suatu sifat. Gen dominan dinyatakan dengan huruf besar, sedangkan gen
resesif dengan huruf kecil, misalnya:
T :
simbol untuk gen yang menentukan batang tinggi
t :
simbol untuk gen yang menentukan batang kerdil
Simbol tanaman ditulis dengan huruf dobel,
misalnya:
TT :
simbol untuk tanaman berbatang tinggi
tt :
simbol untuk tanaman berbatang kerdil
Dari perkawinan silang yang dilakukan Mendel pada
tanaman ercis berbatang tinggi dengan yang berbatang kerdil, maka semua tanaman
keturunan pertama seragam berbatang tinggi. Suatu tanda bahwa sifat batang
tinggi mengalahkan sifat
batang kerdil. Sifat demikian disebut sifat
dominan, sedangkan sifat yang dikalahkan disebut sifat resesif.
Jika keturunan pertama dibiarkan menyerbuk sendiri,
didapatkan keturunan kedua
yang memperlihatkan pemisahan sifat dengan
perbandingan kira-kira 3/4 batang tinggi dan 1/4 batang kerdil. Percobaan
Mendel tersebut di atas dapat diikuti secara
genetik seperti diagram perkawinan sebagai berikut.
Dari diagram papan catur di atas, terlihat bahwa
keturunan pada F2 adalah:
TT =
berbatang tinggi
2 Tt =
berbatang tinggi
tt =
berbatang pendek/kerdil
Dengan demikian perbandingan tanaman berbatang
tinggi : batang kerdil = 3 : 1.
Sifat keturunan yang dapat diamati atau lihat (misalnya warna, bentuk,
dan ukuran) dinamakan fenotipe. Sedangkan sifat dasar yang tak tampak dan tetap
(tidak berubah karena lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotipe
(misalnya TT dan tt).
Anggota dari sepasang gen yang terletak pada posisi
yang sama pada pasangan kromosom disebut alel. Misalnya T menentukan sifat
tinggi pada batang, sedangkan t menentukan batang kerdil. Maka T dan t
merupakan alel. Tetapi andaikan R adalah gen yang menentukan warna merah bunga,
maka T dan r bukan alel.
Homozigot ialah individu yang genotipenya terdiri
dari alel yang sama (misalnya TT dan tt), sedangkan heterozigot adalah individu
yang genotipenya terdiri dari pasangan alel yang tidak sama (misalnya Tt).
Homozigot dapat dibedakan atas homozigot dominan (TT) dan homozigot resesif
(tt).
Fenotipe dua individu dapat sama meskipun
genotipenya berbeda. Misalnya tanaman berbatang tinggi dapat mempunyai genotipe
TT atau Tt. Untuk mengetahui sifat-sifat yang dominan dan resesif pada manusia,
Persilangan Monohibrid
a. Sifat
Dominan dan Resesif
Perkawinan monohibrid ada yang menunjukkan sifat
yang bersifat dominan saja atau resesif saja, jadi tidak ada sifat yang
bersifat antara atau intermediet.
Contoh :
Tanaman kacang ercis berbunga merah dikawinkan
dengan yang berbunga
putih. Turunan pertamanya (F1) seluruhnya berbunga
merah. Apabila turunan pertama disilangkan dengan sesamanya ternyata keturunan
kedua (F2) terdiri atas tanaman ercis berbunga merah dan putih dengan
perbandingan 3 : 1.
Apabila gen untuk warna merah bunga dilambangkan M,
sedangkan gen untuk warna putih dilambangkan m, proses penyilangannya akan
tampak sebagai berikut.
Maka perbandingan fenotipe F2 adalah bunga merah :
bunga putih = 3 : 1. Sedangkan perbandingan genotipenya adalah MM : Mm : mm = 1
: 2 : 1.
Setiap genotipe yang mengandung M besar, maka akan
berwarna merah. Maka gen M dan warna bunga merah bersifat dominan. Namun jika
tidak mengandung M, maka
termasuk warna putih artinya m bersifat resesif.
a. Sifat
Intermediet
Persilangan monohibrid tidak selalu memperlihatkan
sifat dominan resesif, tapi ada pula keturunan yang mempunyai sifat diantara
keduanya. Contohnya pada perkawinan silang tanaman bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa). Jika sebuk sari berasal dari tanaman homozigot berbunga merah
(genotipe MM) disilangkan dengan putik dari tanaman homozigot berbunga putih
(genotipe mm).
Diagram persilangannya dapat digambarkan sebagai
berikut.
Maka perbandingan fenotipe F2 adalah bunga merah :
bunga merah muda : bunga putih = 1 : 2 : 1.
Sedangkan perbandingan genotipenya adalah MM : Mm :
mm = 1 : 2 : 1.
Warna bunga merah hanya terjadi bila gen M bertemu
dengan M. Jika gen m bertemu dengan m dihasilkan bunga warna putih.
Bila gen M bertemu dengan m dihasilkan keturunan
dengan warna gabungan yaitu merah muda. Sifat ini disebut sifat intermediet.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid ialah persilangan dengan dua
sifat beda. Contohnya hasil percobaan Mendel pada biji tanaman ercis. Pada biji
ercis, kamu dapat mengamati 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji.
Kedua sifat beda itu ditentukan oleh gen gen
sebagai berikut:
B : gen untuk biji bulat
b : gen untuk biji keriput
K : gen untuk biji kuning
k : gen untuk biji hijau
Jika tanaman ercis berbiji bulat - kuning homozigot
(BBKK) disilangkan dengan tanaman ercis berbiji keriput - hijau (bbkk), maka
semua tanaman F1 berbiji bulat - kuning.
Apabila tanaman-tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka tanaman
ini akan membentuk 4 macam gamet baik jantan maupun betina, masing-masing
dengan kombinasi BK, Bk, bK, dan bk. Perhatikan diagram persilangan berikut.
Pada F2 diperoleh 4 × 4 = 16 kombinasi, terdiri
atas empat macam fenotipe yaitu tanaman berbiji bulat - kuning (9/16), berbiji
bulat-hijau (3/16 bagian), berbiji keriput - kuning (3/16 bagian), dan berbiji
keriput - hijau (1/16 bagian).
Jadi, pada persilangan dihibrid dapat disimpulkan
bahwa pada F2 diperoleh:
a. jumlah kombinasi : 16 macam
b. jumlah genotipe :
9 macam
c. jumlah fenotipe :
4 macam
d. rasio perbandingan fenotipe antara biji bulat -
kuning : biji bulat - hijau : biji keriput - kuning : biji keriput - hijau
adalah 9 : 3 : 3 : 1.
Galur Murni
Galur murni (pure line) adalah tumbuhan yang
melakukan penyebukan sendiri dan
menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat seperti induknya meskipun ditanam
ulang beberapa kali, dan memiliki pasangan gen (alel) yang sama, yaitu dominan
saja atau resesif saja
Pewarisan Sifat pada Manusia
1. Albino
Penderita albino mempunyai gangguan pada
pembentukan pigmen melanin, sehingga rambut dan kulitnya berwarna putih (bule).
Penglihatan penderita albino juga sangat peka terhadap cahaya. Sifat albino
dikendalikan oleh gen resesif a, sedangkan
alelnya gen A menentukan sifat yang normal. Jadi
penderita albino mempunyai genotipe aa, sedangkan orang yang normal mempunyai
fenotipe AA atau Aa.
2. Sifat Pengecap PTC
Suatu bahan kimia sintetis phenyl thiocarbamida
(PTC) dapat digunakan untuk menyelidiki apakah orang dapat merasakan rasa pahit
atau tidak. Orang yang dapat mengecap rasa pahitnya PTC disebut pengecap
(taster), sedang yang tidak merasakan
pahitnya PTC disebut buta kecap (nontaster).
Kemampuan untuk merasakan rasa pahit ditentukan oleh gen dominan T, sehingga
seorang pengecap dapat mempunyai genotipe TT atau Tt. Alelnya resesif t
menyebabkan orang tidak merasakan
pahitnya PTC. Jadi orang yang buta kecap memiliki
genotipe tt.
3. Kencing Manis (Diabetes Melitus)
Kencing manis atau sakit gula adalah suatu penyakit
metabolisme pada tubuh manusia
yang disebabkan karena pankreas kurang menghasilkan
insulin. Akibatnya kadar gula dalam darah tinggi sekali dan sebagian dibuang
melalui air kencing. Penyakit kencing manis dapat membahayakan jiwa
penderitanya, misalnya dapat mengakibatkan luka sukar disembuhkan.
kencing manis disebabkan oleh kurangnya produksi
insulin dari pankreas. Sifat
ini ditentukan oleh gen resesif d. Jika seseorang
pada suatu waktu diketahui menderita diabetes, sedangkan kedua orang tuanya
normal, maka dapat dipastikan bahwa kedua orang tua
itu heterozigotik.
4. Golongan Darah
Hubungan antara fenotipe dan genotipe golongan
darah dapat digambarkan pada berikut :
Berdasarkan uraian tabel tersebut dapat dijelaskan
bahwa keberadaan antigen A dikendalikan oleh gen IA, antigen B dikendalikan gen
IB. Gen I0 bersifat resesif terhadap gen IA maupun gen IB.
Kelainan Bawaan pada Manusia Bersifat Menurun
1. Buta
Warna
Orang yang buta warna mengalami gangguan salah satu
tipe sel kerucut (sensor warna), untuk mendeteksi warna merah, hijau, atau
biru. Gejala buta warna yang paling umum adalah buta warna hijau dan merah.
Yaitu ketidakmampuan untuk membedakan
kedua warna tersebut.
Gen buta warna terpaut pada kromosom X dan bersifat
resesif (c). Gen normal (C) bersifat
dominan terhadap gen buta warna (c). Gen buta warna akan berpengaruh dan
menyebabkan buta warna ketika tidak bersama dengan gen normal (C). Maka
kemungkinan genotipe yang dapat terjadi sebagai berikut.
XcY :
pria buta warna
XCY : pria
normal
XCXC : wanita normal
XCXc : wanita pembawa sifat buta warna (karier)
XcXc :
wanita buta warna
Jadi jika seorang pria buta warna menikah dengan
wanita normal, kemungkinan keturunannya adalah sebagai berikut.
Hasilnya adalah XCXc yaitu wanita normal tetapi
karier (membawa sifat) buta warna dan XCY yaitu pria dengan penglihatan normal.
1.
Hemofili
Hemofili ialah penya kit keturunan pada manusia
yang menyebabkan darah sukar membeku ketika terjadi luka. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya faktor pembeku darah.
Hemofili diwariskan melalui kromosom X dengan gen
penyebab hemofili yang bersifat resesif. Gen hemofili (h) bersifat resesif
terhadap gen normal (H). Gen H dan gen h tersebut terpaut pada kromosom X,
bukan kromosom Y.
Hemofili akan muncul jika gen h tidak bersama gen
H.Sehingga pria yang menderita hemofili akan memiliki kromosom seks dengan
genotipe XhY. Wanita hemofili tidak
dijumpai karena bersifat letal (mati dalam
kandungan).
Genotipe yang mungkin terjadi ialah sebagai
berikut.
XHY : pria
normal
XhY : pria
hemofili
XHXH : wanita normal
XHXh : wanita pembawa sifat hemofili (karier
hemofili)
XhXh :
wanita hemofili (bersifat letal/mati)
Jika seorang wanita normal karier menikah dengan
pria normal, akan diperoleh keturunan sebagai berikut.
Fenotipe F1 adalah:
XHXH : wanita normal
XHXh : wanita karier hemofili
XHY : pria
normal
XhY : pria
hemofili
Dari diagram di atas, tampak bahwa fenotipe yang
dihasilkan adalah 75% normal dan 25% hemofili. Yang berfenotipe normal (75%)
terdiri dari satu orang wanita normal, satu
orang pria normal, dan satu orang wanita normal
karier.
1. Jari
Lebih (Polidaktili)
Polidaktili ditentukan oleh gen dominan P, sedang
alelnya resesif p menentukan jari normal. Penderita polidaktili mempunyai jari
tangan atau jari kaki (atau jari tangan dan
kaki) lebih dari 5.
Peranan Persilangan bagi Kehidupan Manusia
merupakan cara yang penting dalam pemuliaan untuk
menghasilkan bibit hewan maupun tanaman yang unggul.
0 Komentar