KALOR
Tujuan Pembelajaran:
2. Siswa da[at menjelaskan kapasitas kalor
dan kalor jenis
3. Siswa dapat menjelaskan cara kerja
kalorimeter
1.
Pengertian
Kalor
Kalor tidak dapat diindra secara langsung.
Kalor dapat diketahui dengan melihat akibat yang ditimbulkan pada suatu benda,
misalnya suhunya naik, wujudnya berubah, volumenya berubah. Banyaknya
energiyang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu suatu benda itu naik atau
berubah wujud atau banyaknya energi yang dilepaskan oleh sebuah benda sehingga
suhu benda itu turun atau berubah wujudnya sesebut kalor. Kalor berbeda
dengan suhu. Suhu merupakan ukuran (derajat) panas sedangkan kalor merupakan
ukuran banyaknya panas.
a.
Kalori
Banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhu air naik 10
C disebut satu kalori. Besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air
sebanding dengan massa air dan perubahan suhu ΔT
secara matematis di tuliskan :
Q =
m. ΔT
Keterangan :
Q =
banyaknya kalor yang digunakan menaikkan suhu benda (kalori)
M = massa benda (gram)
ΔT = perubahan suhu benda (0C
)
Satuan
kalor dalam Satuan internasional (SI) adalah Joole atau newtonmeter. Besarnya
kalor dapat diukur dengan Joulemeter.
b.
Kalor
sebagai Bentuk Energi
Robert
Mayer (1814 – 1878) dan
Joule (1814 – 1889) mengemukakan bahwa kalor adalah salah satu bentuk
energi. Kalor dapat ditimbulkan dari energi mekanik, energi kimia, energi
listrik dan sebagainya. Bilangan yang menyatakan banyak kalor dalam Joule yang
sama nilainya dengan satu kalori disebut tara kalor mekanik.
Besar
tara kalor mekanik sebagai berikut
1
kilokalori = 4,2 x103 Joule
1
kalori = 4,2 Joule
1
Joule = 0,24 kalori
1
Joule = 1 newtonmeter
= 1 (105 dyne) (102
cm)
= 107 erg
c.
Asas
Black
Asas
Black menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang
dilepaskan. Pengukuran- pengukuran yang
telah dilakukan oleh Black
menghasilkan asaz-asas sebagai berikut :
1. Jika
dua benda saling bersentuhan, benda yang panas akan memberikan kalor kepada
benda yang dingin sehingga kedua benda itu memiliki suhu yang sama tingginya.
2. Jumlah
kalor yang diserap oleh benda yang dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepaskan oleh benda yang panas
3. Sebuah
benda yang didinginkan dengan perubahan suhu ΔT0C
akan melepaskan kalor yang sama banyaknya dengan kalor yang diserapnya jika
dipanasi dengan perubahan suhu ΔT0C.
Asas Black ini merupakan suatu bentuk dari
hukum kekelan energi yang menyatakan bahwa jumlah
energi seluruhnya tidak berubah.
5.
Kapasitas
Kalor , Kalor Jenis dan Kalorimeter
a.
Kapasitas
Kalor
Kapasitas
Kalor suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan banyak kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu benda itu 10C. Kapasitas kalor juga sering
disebut harga air. Sebab untuk
menaikkan suhu 100 gram raksa sebesar 10C diperlukan kalor yang sama
banyaknya dengan yang diperlukan untuk menaikkan suhu 3 gram air 10C.
Jadi kapasitas kalor untuk 100 gram raksa adalah 3 kalori/0C. Berapa
kapasitas kalor dinyatakan dengan persamaan berikut :
H
= Q/ ΔT
Keterangan :
H = Kapasitas Kalor
(kal/0C atau J/K
Q = kalor yang
diperlukan (kalori atau Joule)
ΔT = keanikan suhu (0C
atau K)
b.
Kalor
Jenis
Kalor
jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
satu satuan massa zat itu 10C. Jika kalor jenis zat dinakana C,
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu m gram zat menjadi T0C
dinyatakan dengan persamaan berikut :
Q
= m.C. ΔT
Jika persamaan kapasitas kalor dihubungkan
dengan persamaan kalor jenis, diperoleh :
H
= m.C
Keterangan :
H = kapasitas kalor
(kal/0C atau J/K)
M = massa zat (gram
atau Kilogram)
C = kalor jenis zat
(kal/ g0C atau J/kgK)
Berikut Tabel Kalor jenis beberapa zat
Nama Zat
|
Kalor Jenis
|
|
(J kg-1K-1)
|
(kal g-1 0C-1)
|
|
Besi
|
460
|
0,11
|
Tembaga
|
390
|
0,09
|
Aluminium
|
920
|
0,22
|
Gelas
|
840
|
0,20
|
Timah
|
128
|
0,03
|
Perak
|
240
|
0,06
|
Es
|
2100
|
0,50
|
Air
|
4200
|
1,00
|
raksa
|
138
|
0,03
|
Minyak
tanah
|
2200
|
0,52
|
Bensin
|
1720
|
0,41
|
Alkohol
|
2500
|
0,60
|
Uap
air
|
2010
|
0,48
|
Udara
|
1050
|
0,25
|
Helium
|
5190
|
1,24
|
Neon
|
1050
|
0,25
|
c.
Kalorimeter
Kalorimeter
adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Dua macam cara menentukan
kalor jenis zat sebagai berikut:
1)
Menentukan
Kalor Jenis Logam
Kalorimeter
diisi dengan air sebanyak P gram. Suhu permuklaan diukur sebagai T0C.
Logam yang akan diukur kalor jenisnya ditimbang, misalnya seberat m gram, lalul
diberi suhu tetap, misalnya dengan meanasinya dengan uap air yang sedang
mendidik pada suhu 1000C. Logam yan gsuhunya 1000C ini
kemudian dimasukkan dengan cepat ke dalam kalorimeter, lalu airnya diaduk
pelan-pelan sampai suhu pada kalorimeter tidak naik lagi. Inilah T2,
yaitu suhu akhir kalorimeter beserta air, logam dan perlengkapan lainnya.
Jika
harga air kalorimeter beserta perlengkapannya H, kalor yang diterima oleh
kalorimeter ditambah air adalah Q = (H + P)(T2 – T1).
Jika kalor jenis logam sama dengan c, kalor yang dilepaskan oleh logam itu
adalah Q = m.c.(100-T2).
Sesuai
dengan asas Black, kalor yang diterima sama dengan kalor yang dipelaskan
sehingga c dapat dihitung dengan cara berikut:
Kalor yang diterima = kalor yang
dilepaskan
(H
+ P)(T2 – T1) = m.c.x (100 – T2)
Gambar
Kalorimeter untuk zat padat
2)
Menentukan
Kalor Jenis Zat Cair
Kalor jenis zat cair dapat
ditentukan dengan menggunakan benda padat yang telah diketahui kalor jenisnya.
Kalorimeter diisi dengan zat cair yang hendak ditentukan kalor jenisnya.
Misalnya P gram. Kalor jenis zat cair misalnya a, harga airnya adalah P. A kal/0C
Persamaannya sebagai berikut:
(H+Pa)(T2-T1) =
m.c. x(100 – T2).
B.
Kalor
Sebagai Pengubah Wujud Zat
Tujuan Pembelajaran:
1.
Siswa
dapat menjelaskan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat
2.
Siswa
dapat menjelaskan proses penguapan zat
3.
Siswa
dapat menjelaskan proses pengembunan zat
4.
Siswa
dapat menjelaskan proses mendidihnya zat
5.
Siswa
dapat menjelaskan proses peleburan zat
1.
Melebur
dan Membeku
Melebur
adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi zat cair. Pada peristiwa ini
terjadi penyerapan kalor. Membeku adalah perubahan wujud dari zat cair menjadi
padat. Pada peristiwa ini terjadi pelepasan kalor.
Suhu zat pada saat
membeku dan melebur sama. Suhu ketika zat pada berubah menjadi cair disebut
titik lebur. Suhu ketika zat cair beubah menjadi padat disebut titik beku. Nilai titik lebur sama degan titik beku.
Banyaknya
kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat padat menjadi cair
pada titik leburnyandisebut kalor lebur. Banyaknya
kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat untuk berubah dari tingkat
cair ke tingkat padat pada titik bekunya disebut kalor beku. Kalor lebur dan kalor beku dapat di tentukan dengan
persamaan berikut :
Q
= m. L atau L
= Q/m
Keterangan:
Q = Kalor yang diperlukann (kalori)
L = kalor lebur/ kalor beku (kal/g atau
kkal/kg)
m = massa zat (gram)
Pada saat membeku air
memuai, sedangkan zat lain menyusut. Kebanyakan zat memuai pada waktu melebur,
kecuali es, besi, perak dan bismut yang menyusut pada waktu melebur.
Es terapung dalam air karena
massa jenis es lebih kecil daripada massa jenis air. Jadi, untuk massa yang
sama, volume es lebih besar daripada volume air. Parafin padat tenggelam dalam
parafin yang telah di cairkan. Jadi, untuk massa yang sama, volume parafin
padat lebih kecil daripada volume parafin cair.
Kalor lebur suatu zat dapat
ditentukan dengan kalorimeter. Persamaan-persamaan untuk menentukan kalor lebur
sebagai berikut :
Kalor yang dilepaskan = (H+P) (T1-T2)
Kalor yang diterima = m.L +m.T2
Kalor yang dilepaskan =kalor yang diterima
(H+P)
(T1-T2) = m.L +m.T2
Keterangan :
H = Kapasitas kalor (kal/0C atau
J/K)
P = massa air (g atau kg)
T1 = suhu kalorimeter mula-mula (0C
atau K)
T2 = suhu kalorimeter dan zat
setelah zat melebur (0C atau K)
m = massa zat yang melebur (g atau kg)
L = kalor lebur (kal/g atau kkal/ kg)
Titik lebur suatu zat
dipengaruhi oelh tekanan dan ketidakmurnian zat. Pada zat-zat yang menyusut
pada waktu melebur, titik leburnya akan lebih rendah bila pada zat tersebut di
beri tekanan. Pada kebanyakn zat yang menyusut pada waktu membeku, titik
leburnya menjadi lebih tinggi kalau di tekan.
2.
Menguap
dan Mengembun
Perubahan eujud dari
zat cair menjadi gas disebut menguap. Pada peristiwa ini zat menyerap kalor.
Penguapan zat cair dapat dipercepat dengan cara-cara berikut:
a. memperluas
bidang penguapan
b. menaikkan
suhu permukaan cairan
c. meniupkan
udara di atas permukaan cairan
d. mengurangi
tekanan di atas permukaan cairan
Banyaknya kalor yang
diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat cair pada titik didihnya supaya
menjadi uap semua di sebut kalor uap.
Kalor uap dapat dihitung dengan persamaan berikut :
U=
Q/m
Keterangan :
U = kalor uap zat (kkal/ kg atau kal/g)
Q =
Kalor yang diperlukann (kalori)
m =
massa zat (gram)
Perubahan wujud dari gas
menjadi zat cair disebut mengembun. Pada peristiwa ini zat melepaskan kalor,
Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu satu satuan massa
uap berubah menjadi zat cair semua pada titik didihnya.
Kalor uap = kalor embun
Kalor uap dapat ditentukan
dengan mengalirkan uap air yang mendidih ke dalam sebuah kalorimeter yang
berisi air. Kemudian banyaknya kalor yang diserap maupun yang dilepas dihitung.
Banyaknya Kalor yang diserap = (H+P) (T2-T1)
Banyaknya Kalor yang dilepaskan = m.U +m.(100 - T2)
Keterangan :
H = Kapasitas kalor (kal/0C atau
J/K)
P = massa air (g atau kg)
T1 = suhu air mula-mula (0C
atau K)
T2 = suhu akhir air (0C
atau K)
m = massa zat yang melebur (g atau kg)
1000C = suhu uap air
U = kalor uap air (kal/g atau kkal/ kg)
a.
Pendinginan
Karena Penguapan
Penguapan
zat cair memerlukan kalor. Jika pada penguapan zat cair tidak diberikan kalor,
kalor yang diperlukan di ambil dari zat cair itu sendiri sehingga suhunya
turun.
b.
Uap
Jenuh dan Tidak Jenuh
Uap
jenuh tidak mengikuti hukum Boyle. Tekanan jenuh (tekanan maksimum) tidak
tergantung pada volumenya. Uap tidak jenuh mengikuti hukum Boyle. Persamaan
Huku Boyle sebagai berikut:
P1.V1 = P2 .V2
Keterangan:
P1 = tekanan awal (cmHg).
V1 = tekanan akhir (cmHg)
P2 = volume awal (liter)
V2 = volume akhir (liter)
c.
Kelembaban
Udara
Kelembababn
Udara adalah banyaknya uap air di udara pada suatu saat tertentu. Lembab nisbi
udara adalah perbandingan antara tekanan uap air yang berada di udara
sebenarnya dan tekanan maksimumuap air pada suhu yang sama.
Lembab nisbi udara biasanya
dinyatakan dalam persen(%) dan dihitung dengan persamaan:
et = Pt/Mt
Keterangan :
et = lembab nisbi (%)
Pt = tekanan uap air yang berada di udara
pada T0C (cmHg)
Mt = tekanan uap maksimum pada T0C
(cmHg)
Lembab mutlak udara yaitu
bilangan yang menyatakan banyak massa uap air yang berada dalam satu satuan
volumeudara dan biasanya dinyatakan dalam g/m3.
Kelembaban udara dapat diukur
dengan alat higrometer, misalnya higrometer rambut buatan Saussure.
d.
Mendidih
Mendidih adalah oenguapan yang terjadi di
seluruh bagian zat cair. Zat cair mendidih jika tekanan uap jenuh pada titik
didihnya sama dnengan tekanan di atas permukaan zat cair. Suhu ketika zat cair
itu mendidih di sebut titik didih.
Titik didih zat cair bergantung pada tekanan di atas permukaan zat cair.
Tekanan lebih besar pada zat
cair menyebabkan titik didih zat cair tersebut naik. Demikian juga jika tekanan
diperkecil. Titik didih zat cair turun. Contohnya pada proses-proses pengolahan
di pabrik-pabrik gula. Penurunan titik didih pada larutan gula dilakukan dengan
cara mengurangi tekanan. Naiknya titik didih karena tambahan tekanan di atas
cat cair di praktikan pada otoklaf atau pressure
cooker. Otoklaf biasa digunakan untuk sterilisasai alat-alat laroratirium
dan kedokteran. Pressure cooker digunakan misalnya untuk memasak bandeng dan
ayam presto.
Zat cair mendidih pada suhu
tetap jika tekaan di atas permukaan zat cair itu tetap. Titik didih normal zat
cair merupakan suhu pada zat cair itu mendidih pada tekanan 76 cmHg. Selama
mendidih, kalor yang terus diterima oleh zat cait tidak digunakan untuk
menaikkan suhu, tetapi untuk penguapan.
3.
Menyublim
Menyublim
adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair atau
sebaliknya dari gas menjdai zat padat. Pada saat zat padat menjadi gas diserap
kalor, sebaliknya pada saat gas menjadi zat padat dilepaskan kalor. Contoh zat
yang dapat menyublim adalah kapur barus, yodium dan naftalin.
C.
Perpindahan
Kalor
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan proses
perpindahan kalor secara konduksi
2. Siswa dapat menjelaskan proses
perpindahan kalor secara konveksi
3. Siswa dapat menjelaskan proses
perpindahan kalor secara radiasi
Kalor dapat berpindah
tempat. Perpindhan kalor selalu dari yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah. Cara perpindahan kalor ada tiga macam, yaitu: Konduksi, Konveksi, dan radiasi.
1.
Konduksi
atau Hantaran
Konduksi adalah perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel atau bagian-bagian
zat itu.. Perpindahan klalor secara konduksi terjadi pada benda padat.
Tidak semua benda padat
mempunyai daya hantar kalor yang sama. Daya konduksi atau daya hantar kalor
suatu zat adalah kemampuan zat tersebut untuk menghantarkan kalor. Benda yang
dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut konduktor. Misalnya besi, tembaga, aluminium dan kuningan. Pada
umumnya logam merupakan penghantar kalor yang baik. Benda yang menghantarkan
kalor dengan buruk disebut isolator.
Misalnya wol, kayu, karet, ebonit, plastik dan kaca. Selain itu pada umumnya
gas dan zat cair merupakan penghantar kalor yang buruk.
2.
Konveksi
atau Aliran
Konveksi adalah perpindahan
kalor melalui zat padat disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat itu.
Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi dalam zat cair dan gas.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis
zat. Massa jenis bagian zat yang dipanaskan lebih kecil daripada massa jenis
zat yang tidak dipanaskan.
Pada pemanasan air terjadi
peristiwa sebagai berikut: Ketika air dipanasi, air di bagian bawah yang
terkena panas akan memuai sehingga massa jenisnya berkurang. Karena massa
jenisnya kecil, bagian air tersebut akan naik ke lapisan atas. Lapisan air
bagian atas yang lebih dingin turun karena massa jenisnya lebih besar.
Selanjutnya, bagian ini dipanasisehingga akan naik dan tempatnya akan diisi air
bagian atas lagi. Begitulah terjadi aliran air secara terus menerus hingga air
mendidih.
Pemanasan air dalam ketel
atau wadah dari logam lainnya sebagian terjadi karena konduksi melalui ketel
dan sebagian lagi karena konveksi di dalam air sendiri.
Gas termasuk penghantar
kalor yang buruk, tetapi gas juga dapat menghantarkan kalor secara baik dengan
cara konveksi. Salah satu penyebab timbulnya angin, misalnya angin darat dan
angin lau alah adanya arus kondveksi di udara.
3.
Radiasi
atau Pancaran
Radiasi adalah perpindahan
kalor tanpa memerlukan zat perantara, misalnya perpindahan panas matahari.
Pancaran kalor hanya terjadi dalam gas atau ruang hampa. Apabila kalor radiasi
mengenai suatu benda, benda itu dapat meneruskan, memantulkan, atau menyerap
kalor yang dipancarkan itu. Zat yang meneruskan kalor yang dipancarkan dan zat
tersebut tidka menjadi panas disebut zat diaterman,
misalnya udara. Zat yang menyerap kalor yang dipancarkan dan zat tersebut
menjadi panas disebut zat aterman,
misalnya gelas dan air.
Alat untuk menjajaki adanya
pancaran kalor adalah termoskop. Termoskop
diferensial digunakan untuk menyelidiki sifat pancaran berbagai permukaan,
misalnya untuk menyetahui bahwa bendan dengan permukaan hitam menyerap dan
memancarlan kalor lebih baik dibandingkan benda dnengan permukaan dengan warna
yang lain. Alat tersebut terdiri atas dua buah bola kaca yang dihubungkan oleh
sebuh pipa – U. Pipa U ini berisi alkohol yang diberi warna. Diantara kedua
bola ini diletakkan sebuah kubus yang dapat diisi dengan air panassehingga
keempat dindingnya yang tegak dapat dapat dipergunakan sebagai pemancar kalor.
Tiga buah dinding di cat warna hitam(suram), sedangkan dinding yang keempat
putih mengkilap. Untuk menunjukkan bahwa permukaan hitam lebih baikdalam
menyerap pancaran kalor daripada permukaan yang mengkilap, salah satu bola
dihadapkan pada dinding yang mengkilap dan bola yang lain dihadapkan pada dinding
yang hitam. Akan terlihat bahwa permukaan alkohol di bawah bola yang berhadapan
dengan permukaan hitam turun dan permukaan alkohol di bawah bola yang
berhadapan dengan permukaan yan gmengkilap naik. Berarti permukaan yang hitam
memancarkan kalor lebih cepat daripada permukaan yang mengkilap.
Penerapan konsep penyerapan,
pemancaran dan pemantulan radiasi kalor sebagai berikut:
1. Tangki
kilang minyak di cat dengan warna perak mengkilat agar terjadi pemantulan
radiasi kalor sehingga minya tidak cepat menguap.
2. Radiator
pada mobil di cat hitam agar oermukaan radiator tersebut mampu melepaskan kalor
secara maksimum
3. Botol
rmos di rancang untuk mencegah terjadinya perambatan kalor, baik dari dalam
mapun dari luar termos. Sebuah botol termos mempunyai dinding rangkap yang
berlapis perak di bagian dalam. Ruang antara kedua dinding itu dihampakan
sehingga es dapat bertahan dinginnya atau minuman panas dapat bertahan panasnya
karena kalornya tidak dapat keluar ataupun masuk.
Gambar termos
Untuk lebih jelas tentang Suhu dan kalor, perhatikan video berikut yang di ambil dari Youtube.com; Meca medina
0 Komentar